Tentang STTNI
Profil

STTNI berdiri sejak tahun 1981 dan secara konsisten mempertahankan teologi Wesleyan - Arminian dan pengajaran kekudusan yang alkitabiah.
Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia (STTNI) hadir untuk menjawab kebutuhan gereja-gereja Tuhan dan masyarakat dalam hal penggembalaan, kepemimpinan pastoral, maupun pengajaran Kristen. STTNI memegang teguh bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang benar dan memiliki otoritas tertinggi dalam pengajaran yang disampaikan.
STTNI juga hadir dalam rangka implementasi Amanat Agung Yesus Kristus melalui pemberitaan kabar baik kepada setiap orang yang belum percaya kepada Kristus. STTNI rindu menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam menjadikan murid seperti Yesus diantara bangsa-bangsa (dimuridkan untuk memuridkan). STTNI telah menghasilkan alumni yang saat ini telah melayani di berbagai denominasi gereja di dalam dan luar negeri. Melayani dalam bidang pendidikan, maupun dalam bidang pemerintahan.
FILOSOFI PENDIDIKAN
Filosofi Pendidikan di STTNI mengacu pada pendidikan Nazarene secara internasional, yaitu 4C.
- CONTENT
Pengetahuan Alakitab : Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Teologi Kristen dan Sejarahnya, Misi gereja Yesus dan pengetahuan akan pelayanan yang esensi. - COMPETENCY
Berhubungan dengan kecakapan dalam berkhotbah dan menulis sejarah secara baik, dalam berkomunikasi dan dapat menjadi pemimpin dan mengelola gereja yang baik. - CHARACTER
Bertumbuh dalam karakter pribadi, etika , kejujuran, dan memiliki kehidupan rohani yang sehat serta memiliki hubungan rohani dengan orang lain. - CONTEXT
Para pelayan Tuhan harus mengerti dengan baik sejarah maupun konteks kontemporer dan dapat mengerti serta mempraktekkan dengan benar ajaran alkitab ke dalam kultur dan kehidupan sosial.
- CONTENT
PARADIGMA PENDIDIKAN
9 Paradigma dalam melaksanakan layanan pendidikan di STTNI adalah :
- Dasar pengelolaan di STTNI berlandaskan Kekudusan yang Alkitabiah.
- Perubahan ataupun masalah adalah peluang untuk memuridkan.
- STTNI membangun hubungan yang sehat dan melayani semua pemangku kepentingan (stakeholders) internal maupun eksternal.
- Kepemimpinan di STTNI adalah kepemimpinan visioner yang melayani (memandang jauh ke depan dan melihat jauh ke dalam pelayanan).
- Pembangun STTNI menjadi organisasi pembelajar (terus menerus belajar).
- Pengembangan STTNI berdasarkan pada KFC : Knowledge, Faith, Character dengan mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki dalam bentuk kerjasama yang sinergis.
- Tanggung jawab setiap warga STTNI dalam bertindak didasari oleh Firman Tuhan, kesadaran diri, logika berpikir dan imajinasi.
- Setiap pengambilan keputusan harus didasarkan atas data, fakta dan obyektivitas.
- Apresiasi kepada karyawan bukan berdasarkan senioritas, tapi pada prestasi kerja dan profesionalitas.